Selamat Datang di BLOGERNYA Orang “ KampoenK ”

Selasa, 18 Desember 2012

KEPERCAYAAN, RITUAL DAN PANDANGAN HIDUP ORANG JAWA




Jangan melupakan bagian dari negara kesatuan republik indonesia yang menyimpan banyak hal menarik. Hingga banyak peneliti terkemuka berupaya mengetahui sejarah dan budaya yang ada. Contoh saja suku jawa dan segala peradaban yang berkembang di dalamnya. Namun aneh, jika seseorang yang mengaku dirinya orang jawa merasa “pekewuh” jika dijadikan objek penelitian. Ada beberapa alasan yang mendasar, mengapa kita perlu mengetahui budaya jawa.
Pertama, seperti modern ini yaitu keterasingan masyarakat jawa terhadap nilai-nilai yang ada pada jawa itu sendiri. Tidak wajar jika kita tahu tentang dunia yang luas ini dengan segala hiruk-pikuknya namun kita melupakan kearifan dan kehalusan jawa.
Kedua, lebih bersifat teoritis, etika falsafi masa kini hampir secara eksklusif dikembangkan pada latar belakang penghayatan moral, bukan penghayatan pada suatu sistem dari yang cukup berbeda akan dapat membantu memecahkan masalah pada masa sekarang.
Kepercayaan dan pandangan hidup orang jawa, merupakan sebuah tema menarik yang perlu dikaji karena memuat banyak hal yang kurang diperhatikan akan tetapi nilai pandangan hidup ini dianggap sebagai kebudayaan asing yang kita adopsi dari agama, suku atau bahkan bangsa lain.
Dalam masyarakat jawa umumnya ada juga kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan terutama pada masyarakat islam khususnya. Hal ini tidak lepas dari peran agama yang di anut oleh masyarakat jawa itu sendiri, tradisi-tradisi itu di pertahankan karena sudah terinternalisasi dari nenek moyang pada jaman dahulu ketika ajaran islam belum masuk.
Membahas mengenai kepercayaan orang jawa sangatlah luas dan meliputi berbagai aspek yang bersifat magic atau ghaib yang jauh dari jangkauan kekuatan dan kekuasaan mereka     http://www.primbon.com/  . Masyarakat jawa jauh sebelum agama-agama masuk, mereka sudah meyakini adanya tuhan yang maha esa dengan berbagai sebutan diantaranya adalah “gusti kang murbeng dumadi” atau tuhan yang maha kuasa yang dalam seluruh proses kehidupan orang jawa pada waktu itu  selalu berorientasi pada tuhan yang maha esa. Jadi, orang jawa telah mengenal  dan mengakui adanya tuhan jauh sebelum agama masuk ke jawa ribuan tahun yang lalu dan sudah menjadi tradisi sampai saat ini yaitu agama kejawen yang merupakan tatanan “pugaraning urip” atau tatanan hidup berdasarkan pada budi pekerti yang luhur.

Keyakinan terhadap tuhan yang maha esa pada tradisi jawa diwujudkan berdasarkan pada sesuatu yang nyata, riil atau kesunyatan yang kemudian direalisasikan pada tata cara hidup dan aturan positif dalam kehidupan masyarakat jawa, agar hidup selalu berlangsung dengan baik dan bertanggung jawab
Masyarakat jawa dengan segala pandangan hidupnya memiliki karakteristik budaya yang khas, sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Pada garis besarnya pandangan hidup orang jawa dapat dibedakan menjadi du bagian yaitu pandangan lahir dan pandangan batin. Pandangan lahir terkait dengan kedudukan seseorang sebagai makhluk individu dan sosial, sedangkan pandangan batin berkaitan dengan kedudukan seseorang sebagai makhluk individu dan sosial. Dalam hal ini pandangan jawa memiliki kaidah-kaidah yang di identifikasikan berdasarkan ungkapan-ungkapan budaya sebagai pengejawantahan nilai-nilai budaya yang didukung oleh masyarakatnya. Sebaliknya, pandangan batin terkait dengan persoalan-persoalan yang bersifat supranatural   http://www.primbon.com/ramalan_weton.htm       akan tetapi menduduki tempat yang penting dalam sistem budaya jawa.
Terdapat system yang menuntut untuk meminimalisasi kepentingan-kepentingan yang bersifat individu, hal tersebut didasarkan pada semangat komunal akan tetapi secara individu, seseorang di tuntut untuk memiliki kepercayaan yang kuat serta tekad dalam memperjuangkan hidup (jujur da nerimo). Ungkapan diatas merupakan kristalisasi atau bahan untuk membaca semangat hidup agar mampu menempatkan diri sebagai individu guna menjaga keberadaan kehidupan.
Secara sosial, http://www.primbon.com/mimpi.htm   orang jawa memiliki orientasi utama  dengan menciptakan sikap yang mulia terhadap orang lain. Untuk menciptakan hal tersebut banyak orang jawa yang menghindari sikap adigang adigung, adiguna sre dengki, panas elen, wedi isin, eling lan waspodo, serta menciptakan hubungan sosial yang harmoni. Dalam hal ini melibatkan norma social seperti rukun. Tepo sliro, jujur, andap ashor dan sebagainya.
Sebenarnya tujuan serta pandangan orang jawa itu sama, yaitu untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin bagi anggotanya. Kebahagiaan tersebut diwujudkan sebagai hidup sejahtera, cukup sandang pandang, tempat tinggal aman dan tenteram. Hubungan masyarakat jawa adalah pengejawantahan yang lebih lanjut dari manusia didalam keluarga. Sedangkan hubungan dikeluarganya adalah pengejawantahan dari hubungan manusia sebagai pribadi dan orang lain.






Arsip Blog

Entri Populer