Selamat Datang di BLOGERNYA Orang “ KampoenK ”

Jumat, 07 Desember 2012

MACAM TARIAN JAWA TIMUR


Tari Remo

           Tari Remo berasal dari Malang, Jawa Timu.Tarian ini pada awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan.
Menurut sejarahnya, tari remo merupakan tari yang khusus dibawakan oleh penari laki – laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini. Pertunjukan tari remo umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam menampilkan tarian ini.
Berdasarkan perkembangan sejarah tari remo, dulunya tari remo merupakan seni tari yang digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi dari tari remo pun mulai beralih dari pembuka pertunjukan ludruk, menjadi tarian penyambutan tamu, khususnya tamu – tamu kenegaraan. Selain itu tari remo juga sering ditampilkan dalam festival kesenian daerah sebagai upaya untuk melestarikan budaya Jawa Timur. Oleh karena itulah kini tari remo tidak hanya dibawakan oleh penari pria, namun juga oleh penari wanita. Sehingga kini muncul jenis tari remo putri. Dalam pertunjukan tari remo putri, umumnya para penari akan memakai kostum tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli yang dibawakan oleh penari pria.

Tari Reog Ponorogo


Cerita reog yang terkandung di dalam reog ponorogo mengambil kisah Panji. Ceritanya berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Bujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Maka terciptalah reog ponorogo. Gerakan-gerakan dalam tari reog ponorogo menggambarkan tingkah polah manusia dalam perjalanan hidup mulai lahir, hidup, hingga mati.
Komponen Penari dalam Reog
Ada 5 komponen penari dalam tari Reog Ponorogo, yaitu: 1. Prabu Kelono Sewandono 2. Patih Bujangganong 3. Jathil 4. Warok 5. Pembarong
1. Prabu Kelono Sewandono Prabu Kelono Sewandono ini adalah tokoh utama dalam tari Reog Ponorogo. Beliau digambarkan sebagai seorang Raja yang gagah berani dan bijaksana, digambarkan sebagai manusia dengan sayap dan topeng merah. Beliau memiliki senjata pamungkas yang disebut Pecut Samandiman.
2. Patih Bujangganong Patih bujangganong adalah patih dari Prabu Kelono Sewandono, merupakan tokoh protagonis dalam tarian ini.
3. Jathil Jathil atau Jathilan adalah sepasukan prajurit wanita berkuda cantik dan berani
4. Warok Warok adalah pasukan Kelono Sewandono yang digambarkan sebagai orang yang sakti mandraguna dan kebal terhadap senjata tajam. Penari warok adalah pria dan umumnya berbadan besar.
5. Pembarong Pembarong adalah penari yang memiliki peranan paling penting dalam tari Reog Ponorogo.



Tari Jejer Gandrung



Tari jejer gandrung merupakan salah satu kebudayaan tradisional yang ada di daerah Kabupaten Banyuwangi. Jejer Gandrung itu sendiri berasal dari bahasa osing (bahasa asli banyuwangi) yang artinya “Jejer” adalah ditampilkan dan “Gandrung” adalah senang. Jadi tari  jejer gandrung adalah tari yang ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu atau undangan yang berkunjung ke Banyuwangi.
Tari jejer gandrung berasal di daerah Kemiren yaitu didaerah kaki gunung Ijen. Tari ini dimainkan oleh beberapa remaja putri dengan serasi, elok dan menawan. 


Tari Kethek OglenG


Tari Kethek Ogleng  berasal dari Kediri sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Tari ini mengalami masa puncak pada era 70-an. Tari Kethek Ogleng sangat familiar di masyarakat . Tak hanya tampil di acara-acara budaya atau resepsi resmi. Tapi banyak juga seniman yang mengamen berkeliling kampung, memeragakan tari tersebut.Membawakan tari Kethek Ogleng tidaklah mudah. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Mulai dari kostum dan perangkat gamelan. Itulah yang menyebabkan tidak banyak orang yang bisa melakukannya. “Gerakan tarinya juga cukup rumit,”   Kethek Ogleng merupakan salah satu bentuk kesenian rakyat yang masih berkembang dengan bentuk yang beragam di kabupaten wonogiri jawa tengah. kisahnya menceritakan seekor kera jelmaan raden gunung sari dalam cerita panji dalam upaya mencari dewi sekartaji yang menghilang dari istana.untuk mengelabuhi penduduk agar bebas keluar masuk desa dan hutan,maka raden gunung sari menjelma jadi seekorkera putih yang lincah dan lucu.
Tari Kethek Ogleng ini dalam mengekspresikannya menggambarkan gerak-gerik
sekelompok kera putih.dalam tarian ini terlintas ungkapan
kelincahan,kebersamaan,semangat,kelucuan dan atraktif.Iringannya menggunakan instrumen gamelan jawa,alat perkusi tradisional dan penggaran olah vokal yang tetap menghadirkan rasa dan nuansa kerakyatan.


Seni Tari Jaran Dor (jombang)
Yakni seni tari yang menggunakan alat Bantu berupa Kuda-kudaan yang terbuat dari sesek bamboo ini sebenarnya sama dengan kesenian kuda lumping pada umumnya.
Namun yang sedikit membedakan adalah Seni Tari Jaran Dor ini terkesan apa adanya dan gerak para penarinya pun tidak seperti jaranan lain. merupakan perpaduan antara kesenian bela diri pencak silat, mungkin pada waktu itu yang memainkan Seni Tari Jaran Dor tersebut banyak sekali dari para pendekar-pendekar pencak silat, Sehingga sangat mempengaruhi pergerakan Jaran Dor itu sendiri. sementara kalau jaranan atau seni tari kuda lumping yang biasa kita lihat itu terkesan lebih terkonsep seperti penari kuda lumping semboyo atau kita biasa menyebutnya jaranan semboyoan.
Dan dari segi pakainyapun seni tari jaran dor juga berbeda dengan kuda lumping biasanya, yakni kalau Seni Tari Jaran Dor cukup menggunakan berkaos belang horisontal warna merah putih atau merah hitam, dilapisi baju warna hitam lengan panjang, celana pendek berpleret merah, berkopyah dengan sarung diikatkan pinggang tanpa adanya embel-embel kerincingan layaknya jaran atau kuda lumping samboyoan.








Tidak ada komentar:

Arsip Blog

Entri Populer